Tuesday, February 5, 2013

Kebudayaan

            Suatu peradaban identik dengan perkumpulan yang berhubungan dengan suatu kegiatan atau kebiasaan yang secara terus menerus menjadi suatu adat istiadat yang dapat disebut dengan kebudayaan. Desa Gondangsari memiliki berbagai macam kebudayaan yang telah turun-temurun dilakukan. Kebudayaan tersebut terdiri dari:
  • Tradisi Perti Dusun (saparan), dilaksanakan satu kali dalam kurun waktu satu tahun pada bulan Sapar (nama bulan dalam istilah Jawa). Dalam pelaksanaannya biasanya juga menampilkan hiburan Wayangan.
Tradisi Perti Dusun Jarakan

Tradisi Perti Dusun Jarakan

Tradisi Perti Dusun Jarakan

Tradisi Perti Dusun Jarakan
  • Tradisi Gendhurinan (lapanan), dilaksanakan satu kali dalam kurun waktu 35 hari pada Jum’at Kliwon. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan para warga membawa nasi ke tempat Kepala Dusun kemudian di doakan.
  • Sadranan, tradisi ini juga merupakan kegiatan yang pelaksanaannya menyerupai saparan. Yakni dilakukan sekali dalam satu tahun. Perbedaanya hanya pada waktu pelaksanaannya, yaitu tradisi sadranan dilakukan pada bulan Ruwah.
  • Kenduren, tradisi ini dilakukan dengan cara para warga membawa ambeng (sejenis tumpeng) ke rumah Kepala Dusun, kemudian berdo’a bersama. Adapun pelaksanaanya dilakukan sebulan atau 35 hari sekali, setiap hari Jum’at Pahing.
  • Rejepan, tradisi ini juga merupakan kegiatan selametan bersifat tahunan. Hanya saja pelaksanaannya pada bulan rajab.
  • Mauludan, tradisi ini juga merupakan kegiatan selametan yang dilakukan sekali dalam satu tahun. Adapun pelaksanan mauludan ini tepat di bulan mulud atau robi’ul awwal pada hari kamis pon.
Mauludan Dusun Gondangsari

Mauludan Dusun Gondangsari

Mauludan Dusun Gondangsari

Mauludan Dusun Gondangsari

Mauludan Dusun Gondangsari

Mauludan Dusun Gondangsari
  • Suronan, tradisi ini juga bersifat tahunan. Adapun pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan selametan satu dusun di rumah kepala dusun, tepatnya dilaksanakan pada bulan suro atau muharram.
  • Yasinan, tradisi ini merupakan salah satu tradisi bulanan karena pelaksanaannya dilakukan setiap 35 hari sekali. Kegiatan ini dilakukan bertujuan mendo’akan kerabat yang sudah meninggal lantaran dengan membaca bacaan kitab suci agama Islam.