Suatu
peradaban identik dengan perkumpulan yang berhubungan dengan suatu kegiatan
atau kebiasaan yang secara terus menerus menjadi suatu adat istiadat yang dapat
disebut dengan kebudayaan. Desa Gondangsari memiliki berbagai macam kebudayaan
yang telah turun-temurun dilakukan. Kebudayaan tersebut terdiri dari:
- Tradisi Perti Dusun (saparan), dilaksanakan satu kali
dalam kurun waktu satu tahun pada bulan Sapar (nama bulan dalam
istilah Jawa). Dalam pelaksanaannya biasanya juga menampilkan hiburan
Wayangan.
|
Tradisi Perti Dusun Jarakan |
|
Tradisi Perti Dusun Jarakan |
|
Tradisi Perti Dusun Jarakan |
|
Tradisi Perti Dusun Jarakan |
- Tradisi Gendhurinan (lapanan),
dilaksanakan satu kali dalam kurun waktu 35 hari pada Jum’at Kliwon. Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan para warga membawa nasi ke tempat Kepala Dusun
kemudian di doakan.
- Sadranan, tradisi ini juga merupakan kegiatan yang
pelaksanaannya menyerupai saparan. Yakni dilakukan sekali dalam
satu tahun. Perbedaanya hanya pada waktu pelaksanaannya, yaitu tradisi sadranan
dilakukan pada bulan Ruwah.
- Kenduren, tradisi ini
dilakukan dengan cara para warga membawa ambeng (sejenis
tumpeng) ke rumah Kepala Dusun, kemudian berdo’a bersama. Adapun pelaksanaanya
dilakukan sebulan atau 35 hari sekali, setiap hari Jum’at Pahing.
- Rejepan, tradisi ini juga merupakan kegiatan selametan bersifat
tahunan. Hanya saja pelaksanaannya pada bulan rajab.
- Mauludan, tradisi ini juga merupakan kegiatan selametan yang dilakukan
sekali dalam satu tahun. Adapun pelaksanan mauludan ini tepat di bulan mulud
atau robi’ul awwal pada hari kamis pon.
|
Mauludan Dusun Gondangsari |
|
Mauludan Dusun Gondangsari |
|
Mauludan Dusun Gondangsari |
|
Mauludan Dusun Gondangsari |
|
Mauludan Dusun Gondangsari |
|
Mauludan Dusun Gondangsari |
- Suronan, tradisi ini juga bersifat tahunan. Adapun pelaksanaannya
dilakukan dengan mengadakan selametan satu dusun di rumah kepala dusun,
tepatnya dilaksanakan pada bulan suro atau muharram.
- Yasinan, tradisi ini merupakan salah satu tradisi bulanan karena
pelaksanaannya dilakukan setiap 35 hari sekali. Kegiatan ini dilakukan
bertujuan mendo’akan kerabat yang sudah meninggal lantaran dengan membaca
bacaan kitab suci agama Islam.